Pentingnya Ujian dan Kesusahan Hidup
بسم الله الرحمن الرحيم
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"
Apa yg hrs kulakukan saat ujian hidup atau musibah datang menghadang?
* Tidak mengadu, berkeluh-kesah kepada manusia, cukup Allah tempat sebak-baik berkeluh-kesah sedang semua itu dari Allah jua datangnya
ما أَصابَ من مصيبةٍ في الأَرْضِ وَلا في أَنفسكمْ إِلا في كتابٍ من قبلِ أَن نبرَأَها إِنَّ ذَلكَ عَلى اللهِ يسيرٌ
لكيلا تَأْسوْا عَلى ما فاتكمْ وَلا تفرَحوا بما آتاكمْ وَاللهُ لا يحبُّ كلَّ مختالٍ فخور
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (22)
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri (23)” (Al-Hadiid:22-23)
ٍMaksud jangan terlalu gembira adalah gembira yang telah melampaui batas yang menyebabkan kesombongan, takabbur, dan lupa kepada Allah
* Tetap bersyukur, sebab masih begitu banyak nikmat yang senantiasa Allah berikan serta tidak berputus asa dari rahmat Allah
“…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir"(Yusuf: 87)
* Mengangap ringan segala musibah, sambil mengingat kematian, sebab jika mengingat kematian kala musibah, akan melapangkan rizqi, sedang jika dilupakan, saat kita lapang akan tertimpa kesusahan
إِنْ أَنتُمْ ضَرَبْتُمْ فِي الأَرْضِ فَأَصَابَتْكُم مصِيبَةُ الموْت
ِ“…Jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian…"” (Al maidah: 106)
* Dalam tiap ujian dan musibah ada hikmahnya, nikmat dan pelajaran dari Allah-lah datangnya
~ Setelah kesulitan ada kemudahan
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Al insyirah: 5)
~ Sesungguhnya musibah yang menimpa seseorang bisa jadi tidak lebih berat dari sebenarnya, sehingga hilangnya sebagian harta kita, siapa tahu sebagai pengganti atas kehilangan semua harta, keserempet, siapa tahu agar tidak meninggal karena terlambat naik bis yang tabrakan. Allah maha tahu, sedang kita lemah dan bodoh.
~ Sebagian musibah masih begitu ringan, sebab masih ada yang lebih berat dan parah lagi dari musibah kita
~ Maka mari berusaha selalu melihat kebawah dalam masalah dunia, namun melihat keatas dalam urusan amal kebaikan, ilmu dan akhirat
~ Sesungguhnya musibah itu hanyalah masalah kehidupan dunia, sebab musibah sebenarnya adalah musibah agama, sebab musibah dalam agama tidak ada penggantinya dan akan rugi dalam segala-galanya
~ Allah telah memberi sifat sabar kepada setiap orang sebagai bekal menghadapi musibah. Karenanya, mengeluh, amarah dan yang merusakkan selainnya tidaklah tepat. Yang menjadi ujian sebenarnya adalah yang terjadi setelahnya (bukan pada masalah sebenarnya). Maka tekadkan, cukuplah kita pernah menangis dalam hal dunia, kecuali untuk kebaikan dan yang Allah ridhai saja...
* Musibah dan ujian hendaknya semakin mengokohkan diri kita dan membuat kita senantiasa lebih kuat dan waspada dan jangan sampai pernah jatuh dalam lobang dua kali.
“Tidak pernah satu musibahpun menimpa diriku kecuali Allah akan memberiku 3 nikmat; musibah itu tidak berkenaan dengan agama, tidak lebih besar dari yang sebenarnya dan Allah akan memberiku nikmat kesabaran”
(Umar bin khattab)
Hikmah:
* “Mari rasakan bahwa setiap saat ini begitu penuh karunia, nikmat, perjuangan, dan kebahagiaan. Semoga kita semua termasuk hamba-Nya yang senantiasa bersyukur”
* “Mari menyadari, cobaan dan godaaan selalu mengikuti pada tiap level keberhasilan dan kemampuan kita, karena itulah bukti tingkat prestasi kita. Maka buat diri kita selalu siap dan pahami, tiada kemapanan yang sebenarnya (tiada keberhasilan yang berakhir, berusaha senantiasa menjadi yang terbaik dalam kebaikan dan apa-apa yang ada disisi Allah)”
* “Syukuri segala karunia yang Allah berikan, terus tingkatkan lebih baik sebagai wujud syukur kita, dan bagikan sebesar-besarnya untuk maslahat orang banyak”
* “Ingat, kesuksesan hidup bukan diukur sekedar dari materi (dunia beserta isinya) dan apa yang nampak, serta dari derajat-derajat yang kosong, bukan juga dari kenikmatan sesaat, tapi lebih mulia dari pada segala kefanaan tersebut.
Kemuliaan hanyalah apa-apa yang mulia, dalam meniti jalan yang shahih dan Allah ridhai, sesuai petunjuk rasul-Nya yang mulia nabi Muhammad SAW"
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"
Apa yg hrs kulakukan saat ujian hidup atau musibah datang menghadang?
* Tidak mengadu, berkeluh-kesah kepada manusia, cukup Allah tempat sebak-baik berkeluh-kesah sedang semua itu dari Allah jua datangnya
ما أَصابَ من مصيبةٍ في الأَرْضِ وَلا في أَنفسكمْ إِلا في كتابٍ من قبلِ أَن نبرَأَها إِنَّ ذَلكَ عَلى اللهِ يسيرٌ
لكيلا تَأْسوْا عَلى ما فاتكمْ وَلا تفرَحوا بما آتاكمْ وَاللهُ لا يحبُّ كلَّ مختالٍ فخور
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (22)
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri (23)” (Al-Hadiid:22-23)
ٍMaksud jangan terlalu gembira adalah gembira yang telah melampaui batas yang menyebabkan kesombongan, takabbur, dan lupa kepada Allah
* Tetap bersyukur, sebab masih begitu banyak nikmat yang senantiasa Allah berikan serta tidak berputus asa dari rahmat Allah
“…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir"(Yusuf: 87)
* Mengangap ringan segala musibah, sambil mengingat kematian, sebab jika mengingat kematian kala musibah, akan melapangkan rizqi, sedang jika dilupakan, saat kita lapang akan tertimpa kesusahan
إِنْ أَنتُمْ ضَرَبْتُمْ فِي الأَرْضِ فَأَصَابَتْكُم مصِيبَةُ الموْت
ِ“…Jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian…"” (Al maidah: 106)
* Dalam tiap ujian dan musibah ada hikmahnya, nikmat dan pelajaran dari Allah-lah datangnya
~ Setelah kesulitan ada kemudahan
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Al insyirah: 5)
~ Sesungguhnya musibah yang menimpa seseorang bisa jadi tidak lebih berat dari sebenarnya, sehingga hilangnya sebagian harta kita, siapa tahu sebagai pengganti atas kehilangan semua harta, keserempet, siapa tahu agar tidak meninggal karena terlambat naik bis yang tabrakan. Allah maha tahu, sedang kita lemah dan bodoh.
~ Sebagian musibah masih begitu ringan, sebab masih ada yang lebih berat dan parah lagi dari musibah kita
~ Maka mari berusaha selalu melihat kebawah dalam masalah dunia, namun melihat keatas dalam urusan amal kebaikan, ilmu dan akhirat
~ Sesungguhnya musibah itu hanyalah masalah kehidupan dunia, sebab musibah sebenarnya adalah musibah agama, sebab musibah dalam agama tidak ada penggantinya dan akan rugi dalam segala-galanya
~ Allah telah memberi sifat sabar kepada setiap orang sebagai bekal menghadapi musibah. Karenanya, mengeluh, amarah dan yang merusakkan selainnya tidaklah tepat. Yang menjadi ujian sebenarnya adalah yang terjadi setelahnya (bukan pada masalah sebenarnya). Maka tekadkan, cukuplah kita pernah menangis dalam hal dunia, kecuali untuk kebaikan dan yang Allah ridhai saja...
* Musibah dan ujian hendaknya semakin mengokohkan diri kita dan membuat kita senantiasa lebih kuat dan waspada dan jangan sampai pernah jatuh dalam lobang dua kali.
“Tidak pernah satu musibahpun menimpa diriku kecuali Allah akan memberiku 3 nikmat; musibah itu tidak berkenaan dengan agama, tidak lebih besar dari yang sebenarnya dan Allah akan memberiku nikmat kesabaran”
(Umar bin khattab)
Hikmah:
* “Mari rasakan bahwa setiap saat ini begitu penuh karunia, nikmat, perjuangan, dan kebahagiaan. Semoga kita semua termasuk hamba-Nya yang senantiasa bersyukur”
* “Mari menyadari, cobaan dan godaaan selalu mengikuti pada tiap level keberhasilan dan kemampuan kita, karena itulah bukti tingkat prestasi kita. Maka buat diri kita selalu siap dan pahami, tiada kemapanan yang sebenarnya (tiada keberhasilan yang berakhir, berusaha senantiasa menjadi yang terbaik dalam kebaikan dan apa-apa yang ada disisi Allah)”
* “Syukuri segala karunia yang Allah berikan, terus tingkatkan lebih baik sebagai wujud syukur kita, dan bagikan sebesar-besarnya untuk maslahat orang banyak”
* “Ingat, kesuksesan hidup bukan diukur sekedar dari materi (dunia beserta isinya) dan apa yang nampak, serta dari derajat-derajat yang kosong, bukan juga dari kenikmatan sesaat, tapi lebih mulia dari pada segala kefanaan tersebut.
Kemuliaan hanyalah apa-apa yang mulia, dalam meniti jalan yang shahih dan Allah ridhai, sesuai petunjuk rasul-Nya yang mulia nabi Muhammad SAW"
Comments