Posts

Showing posts from January, 2004

Si Kentang Yang Buruk Rupa

Publikasi: 14/05/2003 07:48 WIB eramuslim - Apa yang ada di benak kalian jika mendengar istilah ‘cuci gudang” ? Mungkin yang terbayangkan adalah memilih segala sesuatu yang selama ini menjadi isi gudang. Barang yang tidak berguna dan tidak layak pakai akan masuk ke dalam tong sampah. Barang yang masih layak pakai tapi tidak lagi berguna akan dijual dengan harga sangat miring sebagai barang obral. Barang yang masih layak pakai juga masih berguna akan digunakan lagi. Itu kalau di sebuah perusahaan. Kalau dalam rumah tangga dan tugas keseharian ibu rumah tangga seperti aku, maka tidak ada istilah ‘cuci gudang’, yang ada adalah istilah ‘cuci kulkas”. Kulkas itu kan isinya bisa bermacam-macam. Paling tidak kulkas di rumahku. Mulai dari sayuran, daging, minuman, makanan, bumbu masakan, obat yang harus selalu tersedia di rumah bahkan hingga alat-alat kosmetik. Lipstik, maskara, pelembab, cream untuk creambath, lulur, masker wajah, tonik rambut semua ikut masuk kulkas. Bahkan ada juga kep

Pendidikan Yang Luar Biasa

Kekuatan Tanpa Kekerasan Dr. Arun Gandhi adalah cucu Mahatma Gandhi dan pendiri Lembaga M.K.Gandhi untuk Tanpa-Kekerasan. Pada tanggal 9 Juni ia memberikan ceramah di Universitas Puerto Rico dan bercerita bagaimana memberikan contoh tanpa-kekerasan yang dapat diterapkan di sebuah keluarga. Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orang tua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, di tengah-tengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh dipedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop. Suatu hari, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya untuk mengerja

HARLAH, NATAL, DAN MAULID

Di kutip sebagai bahan pemikiran -------------------------------------------- Oleh: Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Menggunakan ketiga kata di atas dalam satu napas tentu banyak membuat orang marah. Seolah-olah penulis menyamakan ketiga peristiwa itu karena bagi kebanyakan Muslimin, satu dari yang lain sangat berbeda artinya. Harlah (hari lahir) digunakan untuk menunjuk pada saat kelahiran seseorang atau sebuah institusi. Dengan demikian, ia memiliki "arti biasa" yang tidak ada kaitannya dengan agama. Sementara bagi Muslimin, kata Maulid selalu diartikan saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kata Natal bagi kebanyakan orang, termasuk kaum Muslimin dan terlebih-lebih umat Kristen, memiliki arti khusus yaitu hari kelahiran Isa Al-Masih. Karena itulah, penyamaannya dalam satu napas yang ditimbulkan oleh judul di atas dianggap "bertentangan" dengan ajaran agama. Karena dalam pandangan mereka, istilah itu me

Sang Imam

Sang Imam Sebuah cuplikan kecil untuk mengenang Imam Hasan al-Banna Oleh: Novia Syahidah Sebuah artikel yang dimuat oleh harian umum al-Ahraam telah membuat Sang Imam dan murid-muridnya gelisah. Bagaimana tidak, artikel yang ditulis oleh si Fulan itu berisi pemikiran yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Si Fulan mengatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi manusia untuk menutup auratnya. Sebab secara fitrah, tiap manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang. Maka ia menyerukan agar budaya telanjang itu dilestarikan di tengah masyarakat Mesir. Maka para ikhwan yang merasa marah, langsung membuat artikel bantahan dan siap dikirim ke harian umum yang sama. Namun sebelum itu, mereka mengutus seorang ikhwan bernama Mahmoud yang merupakan penulis artikel bantahan itu, untuk meminta pendapat dan izin dari Sang Imam. "Ya, Ustadz. Bagaimana pendapat anda?" tanya Mahmoud pada Sang Imamyang tampak terdiam lama setelah membaca artikel bantahan itu. "Akhi...&

Jika Allah selalu di hati

Hidup Itu Indah Publikasi : Rabu, 07 Januari 2004 Jika Allah selalu di hati Karena Allah... Membaguskan yang buruk Menyembuhkan yang sakit Melapangkan yang sempit Mengayakan yang miskin Meringankan yang berat Hingga hidup menjadi indah Seindah ciptaanNya.. Hidup itu perjuangan Jika Allah selalu di hati Karena Allah... Maha Menatap Maha Mendengar Maha Tahu Hingga aku ta' bisa lari drNya dengan menuruti hasratku.. Hidup itu tenang Jika Allah selalu di hati Karena Allah adalah Penenang Sejati Hingga galau, risau, dan juga gelisah lenyap Saat aku ingat cintaNya... Hidupku adalah izinNya Sudah seharusnya aku berbakti padaNya Apapun yg DIA berikan Aneh kiranya cinta untukNya terbagi dgn yg lain Sedangkan nikmatNya, cintaNya, untukku Tiada pernah terbagi Aneh juga kiranya jika hati menjadi risau dan galau Sedangkan petolonganNya begitu dekat.. Aku harus tegar Aku juga harus tegas Hingga Rasul bangga melihatku berjalan dimuka bumi dengan tegar d

Perempuan Impian

Laporan : Cerpen Irwan Kelana Ketika Putri mendadak memutuskan cintanya, Irfan berubah jadi pemurung. Dan ketika gadis pujaannya itu menikah diam-diam di Surabaya, Irfan betul-betul frustrasi. Dia tak mau makan-minum, sehingga akhirnya terkena tifus. Betapa ironis, ketika mantan kekasihnya tengah menikmati bulan madu di Bali, dia justru terbaring di rumah sakit. Lalu, apakah yang dapat dilakukan seorang ayah untuk menghibur anak lelakinya yang patah hati? Untuk membangkitkan kembali semangat juangnya yang hampir mati? Irfan adalah anak yang cemerlang. Sejak kecil dia selalu jadi bintang kelas. Namun, anak itu pendiam dan perasa. ''Kamu betul-betul menuruni darah Ayah. Selalu serius, mendalam, dan penuh ketulusan kalau mencintai perempuan. Sehingga, kalau putus cinta betul-betul terpuruk. Padahal, seperti kata peribahasa, dunia ini tidak sedaun kelor. Di dunia ini begitu banyak wanita, Nak,'' ujarku saat berbicara dari hati ke hati sepulangnya ia dari rumah saki

Pemilu RW di Kampungku

Oleh Prie GS Ada tiga jenis kesulitan yang dihadapi bangsa Indonesia yang di masa depan akan menjadi krisis serius jika terlambat mendapat penanganan. Pertama adalah krisis pembantu rumah tangga, kedua krisis RT dan ketiga krisis RW. Tentang krisis pertama, disinyalir sebabnya adalah karena pembantu belum dianggap sebagai profesi. Maka kepada pembantu tidak dikenakan sebutan profesional, melainkan sekadar pelayan. Karena pelayan, serba tak jelas ukurannya. Tak jelas hari kerjanya dan tak jelas pula standar upahnya. Maka wajar, hanya orang teraniaya saja yang mau jadi pembantu. Tentang krisis kedua dan ketiga juga jelas sebabnya. Di setiap wilayah harus ada pejabat RT dan RW. Ada keharusan tapi tak ada bayaran. Padahal dua jabatan ini jelas perannya. Jika ada tetangga bertengkar, Pak RT-lah pemisahnya, jika ada kerja bakti, Pak RT tak boleh absen karena dialah pemimpinnya, ada tamu menginap tidak lapor, ada maling dikeroyok massa, jika ada iuran kampung... kepada Pak RT-lah sem

Nak, Inilah Sekolahmu: Alam semesta

Publikasi: 16/12/2003 08:38 WIB eramuslim - Perempuan itu berjalan mengitari kebun kecilnya, kehamilannya menua membuat langkahnya tertatih. Maha benar Allah saat manusia di perintahkan menghormati ibunya. “Ibumu mengandungmu sembilan bulan dengan kepayahan yang bertambah-tambah”. Sejenak ia berhenti dan mengehembuskan nafasnya, ditatanya lagi pot-pot kecil. Dia tersenyum sambil berkacak pinggang. Hhhfff…Benih akan bertumbuh menjadi pohon, berbunga dan berbuah. Memberi manfaat. “Nak, kau dengar kan? Gemericik air yang kusiramkan di tanah berisi benih tadi?” “..itulah kau sayang. Aku membentukmu sejak disini” . Dielusnya perut buncitnya, kemudian dibiarkannya semua letih berseteru membentuk pegal yang menyemut di kakinya. Ayunan didepan ‘padepokan kecil belakang rumah’ menjadi tempatnya bersantai. Allah memberikan pahala padamu wahai perempuan, surga! Dan kau mudah meraihnya dengan kesabaran.Sebagai istri terlebih sebagai ibu. “Nak, kau ingin aku memperdengarkanmu apa? Se