Nikmatnya Cinta Allah dalam Sakit
Alkisah, ada seorang sufi berkunjung kepada temannya yang juga sufi. Temannya itu kebetulan sedang sakit dan ia mengeluh tentang sakit yang dideritanya. Sufi yang datang menengok itu berkata, "Bukan seorang pencinta sejati bila ia mengeluhkan penyakit yang diberikan oleh kekasihnya." Lalu sufi yang sakit itu menjawab, "Bukan seorang pecinta sejati bila ia tidak menikmati pemberian kekasih sejati." Dari cerita di atas kita dapat menarik pelajaran berharga bahwa hendaknya kita harus merubah persepsi tentang sakit yang pernah kita alami. Persepsi kita selama ini adalah menganggap sakit itu sebagai suatu penderitaan yang diberikan Allah kepada kita. Dari anggapan ini kita berkesimpulan bahwa Allah tidak mencintai kita lagi. Sikap yang bijak adalah menikmati keindahan sakit seperti yang dialami sufi tadi. Menikmati bukan berarti berdiam, pasrah tanpa tindakan, tapi merenung lebih dalam akan hakikat sakit yang diberikan oleh Allah. Proses perenungan ini akan meng-hasilkan...