Posts

Showing posts from November, 2003
Oleh: Dr.Handrawan Nadesul, Dokter Umum Sekarang tidur siang agaknya tidak sepopuler zaman dulu. Tidur siang bahkan terkesan memanjakan badan. Orang pekerja keras bukan cuma menganggap tidak penting tidur siang, tapi terlebih dinilai buang-buang waktu saja. Betulkah tidur siang ada gunanya? Seorang ayah mengeluh begini. "Dulu waktu kakek saya muda, berangkat kerja tidak terlalu pagi, dan sore hari sudah santai di rumah, masih sempat tidur siang. Sedang waktu saya muda, saya berangkat kerja pagi pulang sore, tak selalu sempat tidur siang, tapi di rumah sudah santai. Tapi angkatan anak saya sekarang, berangkat subuh pulang malam, sudah tidak pernah sempat tidur siang, masih bawa pulang kerjaan lembur di rumah pula..." Dan itulah agaknya gambaran rata-rata kehidupan stereotipik pekerja angkatan zaman sekarang. Usia Lebih Panjang Ingat tidur siang ingat toko-toko di kota-kota Jawa Tengah. Hampir kebanyakan toko di sana tutup siang hari, dan buka lagi s

Kesederhanaan

Oleh: Gede Prama Setiap bentuk kejadian dalam hidup, selalu menghadirkan makna. Perjalanan hidup sebagai konsultan, kerap membuat saya harus bergaul intensif dengan sejumlah orang kaya dan berada. Berbagai macam pengalaman telah saya lalui bersama mereka. Ada yang menyenangkan seperti bermain golf, jet ski, menginap di hotel berbintang sampai dibelikan barang-barang mewah. Ada juga yang menyengsarakan, seperti dimarahi istri klien tanpa tahu sebab-musababnya, digoda ikut masuk ke dalam kehidupan-kehidupan menyimpang,dan masih ada lagi yang lain. Syukurnya, sampai sekarang saya masih bisa menjaga jarak secara seimbang terhadap semua ini. Namun, ada satu hal yang menggoda saya untuk diulas di sini. Orang yang kaya materi, tidak sedikit yang menyesali hidupnya. Jarang berkata syukur kepada Tuhan. Sejumlah kekayaan yang diwariskan orang tua mereka, kerap malah membuat kehidupan penuh perkelahian, kebencian, dan perselisihan. Tidak sedikit keluarga pewaris saham pe

Hidupmu,hidupku,hidup kita

#Created in Braunschweig 2003# Hidup Jangan Tertidur! Untuk dapat menikmati hidup, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menjadi SADAR. Inti kepemimpinan adalah kesadaran. Inti spiritualitas juga adalah kesadaran. Banyak orang yang menjalani hidup ini dalam keadaan ''tertidur.'' Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesarkan anak, dan akhirnya meninggal dalam keadaan ''tertidur.'' Analoginya adalah seperti orang yang terkena hipnotis. Anda tahu di mana menyimpan uang. Anda pun tahu persis nomor pin Anda. Dan Andapun menyerahkan uang Anda pada orang tidak dikenal. Anda tahu, tapi tidak sadar. Karena itu, Anda bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang,dan harta benda. Pengertian menyadari amat berbeda dengan mengetahui. Anda tahu berolah raga penting untuk kesehatan, tapi Anda tidak juga melakukannya. Anda tahu memperjualbelikan jabatan itu salah, tapi Anda menikmatiny

RENCANA ALLAH PASTI INDAH

Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelaikain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawahadalah benang ruwet.Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku,lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu Semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil, " Anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. "Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah,dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, ka

Kepada Istri dan Anakku Yang Kusayang

Bismillahirrahmannirahim, Istriku sayang... Kutitipkan amanah kepadamu. Semoga engkau dapat melaksanakannya dengan baik dan penuh keikhlasan Istriku.. Didiklah anak kita dengan kasih sayang. Didiklah dia agar dapat mengenal Allah dengan baik. Didik dia berakhlaq seperti Rasulullah. Akhlaq Nur Karimah. Didiklah dia mengenal agamanya sebaik mungkin Didiklah dia agar menjadi orang yang Istiqomah Istriku... Jikalau anak kita besar nanti. Ku Ingin dia tetap menjalankan apa yang telah kita ajarkan sejak kecil. Ku ingin ia berguna bagi agamanya, bangsanya dan keluarganya. Wahai Istriku dan Anak-anakku yang kusayangi. Sembahlah Allah. Jangan kalian remehkan Dia. Bersyukurlah di atas segala nikmatNya Bersabarlah dalam menghadapi cobaan. Waspadalah terhadap bujuk rayu syaithan. Hindarilah segala macam fitnah dunia. Berbuat baiklah kepada ibu bapak Berbuat baik dengan tetangga. Beramal shaleh, berinfaq dan bersadaqohlah. Istriku... Jikalau suatu ha

Aku Tidak Lebih Dulu ke Surga

Aku tidak tahu dimana berada. Meski sekian banyak manusia berada disekelilingku, namun aku tetap merasa sendiri dan ketakutan. Aku masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan. Mungkinkah, ah ... aku tidak mau mengira- ngira. Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya mendekati dan menjawab pertanyaan hatiku. "Inilah yang disebut Padang Mahsyar," suaranya begitu menggetarkan jiwaku. "Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku," batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas, mataku tegang mencari perlindungan dari seseorang yang kukenal. Kusaksikan langit menghitam, sesaat kemudian bersinar kemilauan. Bersam
Mengubah Cara Kita Memikirkan Da'wah sumber : http://www.hidayatullah.com/majalah/data.php?idE5 Jembatan apa yang dibutuhkan, diantara cita-cita yang menjulang dan kemampuan yang pas-pasan? oleh M Anis Matta, kontributor Majalah Hidayatullah Ada perasaan sia-sia yang menjalar perlahan di hati seorang dosen.Malam itu semua usahanya meyakinkan para mahasiswanya tentang keunggulan ekonomi Islam gugur berkeping-keping, hanya karena sebuah pertanyaan sederhana seorang mahasiswa. Rasanya semua energi intelektualnya sudah dikerahkan. Enam belas kali pertemuan dalam satu semester. Menurut dosen yang juga aktivis itu, jumlah tersebut cukup guna membangun keyakinan kokoh di benak para mahasiswa tentang keunggulan sistem ekonomi Islam di atas semua sistem lainnya. Ia meyakinkan mereka dengan membuat perbandingan ideologi dan sistem yang sangat rasional-objektif antara Islam dengan kapitalis dan komunis; perbandingan bisnis antara konsep bank tanpa riba dan bank konven