Menyalahkan Orang Lain

Saya melihat seorang anak kecil sedang menangis karena kakinya tersandung batu, dan anak tersebut berlari kearah orang tuanya sambil berkata "mama aku jatuh tersandung batu …" dan orang tunya berkata " Diam sayang batunya nakal nanti batunya mama marahi…" kenapa harus menyalahi batu…
Suatu ketika di lingkungan kantor "Kenapa kamu tak dapat mencapai target penjualan…", Tanya seorang manager ke pada supervisornya "Iya saya mempunyai tem yang kurang solid", kenapa harus menyalahkan teamnya…

Ketika suatu saat saya mempunyai janji dengan kerabat untuk bertemu di satu tempat pada pukul 9.00, ternyata kerabat saya datang pada pukul 10.30, dan saya bertanya "kenapa telat….", " tadi supir taksinya jalanya pelan, dan jalanan macet" saudara saya berkata, kenapa menyalahkan supir taksi dan jalanan macet….

Begitu mudahnya kita melempar kesalahan kepada orang lain, disaat kita terdesak.. dari beberapa kasus yang saya tulis diatas. Dari kasus pertama saat kecil kita dibimbing untuk menyalahkan batu ketika kita tersandung dan jatuh… saat target penjualan tidak teracapai seorang supervisor dengan mudah melemparkan kesalahan kepada teamnya, kenapa tidak mengaku bahwa dia salah… karena mungkin salah strategy, atau malah dia tidak melakukan apa-apa hanya menyerahkan ke teamnya… dan saat kerabat saya datang terlambat dia menyalahkan supir taksi… apakah benar… kenapa kerabat saya tidak berjalan lebih awal atau memilih jalan alternative untuk tidak terlambat.

Menyalahkan orang lain sudah dikenal dengan sangat baik oleh umat manusia, dan kemasannya bisa nampak begitu indah sehingga pelakunya sendiri kadang tidak sadar telah melakukannya. Ketika dihadapkan pada sebuah masalah, maka solusi termudah yang bisa ditemukan biasanya adalah menimpakan semua tanggung jawab pada orang lain. Pada sebagian orang, kebiasaan ini sudah menjadi sebuah refleks.

Fenomena sosial ini sangat menyedihkan sedang terjadi pada masyarakat kita dimana masing-masing ingin mencari selamat, dan melemparkan kesalahan kepada orang lain dan tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuatnya. coba deh kita periksa diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain,kita tidak akan dihormati jika kita sentiasa bersikap selalu menyalahkan orang lain/menimpakan permasalah ke orang lain.

Mungkin kah, sikap melemparkan kesalahan tersebut berawal dari saat kita kecil di mana kita terbiasa menyalahkan dan melemparkan masalah kepada orang lain agar kita aman. Dengan melemparkan kesalahan kepada orang lain tidak kah kita merasa salah dan tidak nyaman. Dan saat kita melemparkan kesalahan orang lain kita sebenarnya sedang membiasakan diri untuk berbohong kepada diri sendiri.

Dengan mencoba untuk melemparkan kesalahan kita kepada orang lain adalah suatu candu dan akan menghambat perkembangan jiwa kita… jika kita berhasil melemparkan suatu masalah kepada orang lain kita dan kita merasa aman dan berhasil, maka kita akan berusaha mengulang melemparkan setiap kesalahan kita kepada orang lain

Mengapa kita tidak bersikap jujur bahwa kesalahan yang kita buat tersebut adalah salah kita dan kita bertanggung jawab atas resiko yang ada. Bagaimana perasaan anda jika orang lain melemparkan suatu masalah kepada kita…. Marah kesal dan kecewa bukan…. Jadi kenapa kita harus melempar kesalahan kepada orang lain.

Memang wajar jika manusia tidak ingin dipersalahkan. Tidak ada orang yang merasa nyaman mengakui kesalahan atau kekurangan dirinya. Akan tetapi, justru sikap inilah yang menjadi batas yang tegas antara manusia yang sukses (atau bakal sukses) dengan mereka yang sudah takdirnya menjadi buih di lautan luas.

Dengan menerima kesalahan, kita seharusnya senang karena kita mendapat pelajaran berharga dan tidak mengulangi kesalahan tersebut. Dan kita punn sangat marah jika kita terkena masalah dari lemparan orang lain. kita harus melatih jujur dan menumbuhkan jiwa sportif kepada diri kita sendiri. dengan mengakui kesalahan kita maka orang lain dan lingkungan akan sangat menghargai diri kita. Tidak percaya coba buktikan bersifat sportif, dan anda akan mendapat tanggapan yang baik… temukan jawabanya, dan jika saya salah anda dapat menghungi saya di erwinarianto@gmail.com.

Jika Anda menghadapi masalah, merasa sedih, khawatir, marah, kecewa, atau kesal, maka cobalah berbincang-bincang dengan dirimu sendiri. Pertanyakanlah segala hal, dan bersikap jujurlah pada diri sendiri. Sebenarnya, masalah terbesar dalam hidup manusia bukanlah musuh yang kejam, melainkan ego pribadi. Karena ego, kita terbiasa menyalahkan orang lain dan larut dalam ratapan. Padahal, yang dibutuhkan adalah solusi, bukan melankoli.

Begitu indah jika kita tidak saling menyalahkan dan bersikap jujur dan sportif kepada orang lain, seperti kita ingin diperlakukan oleh orang lain. Dengan ini jika berkenan saya ingin mengajak sahabat-sahabatku untuk tidak melemparkan kesalahan kepada orang lain, dan berjiwa sportif dan mengakui kesalahan kita jika kita salah, seperti seorang ksatria, dan wujud iman kita. serta berani mengakui kesalahan adalah sebuah langkah awal untuk menuju kesuksesan kita. dan dengan menyalahkan orang lain kita melakukan sebuah penarikan dalam bank emosi kita dengan orang lain.

"Berbahagialah orang yang dapat menyalahkan dirinya sendiri sebelum menyalahkan orang lain"

" menjadi jujur seperti seorang ksatria yang sportif dan berwibawa, atau mencoba tidak jujur (bohong) seperti seorang pencuri yang terhina dan tidak berharga"

" Walaupun menanam kejujuran terasa pahit, tetapi kejujuran akan menghasilkan buah yang manis. Jadi mari kita jujur, walau kejujuran itu pahit"

Depok, 11 August 2007, 22.11
Erwin Arianto

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh dan Kedewasaan Kita

Update from empowr

Jadilah Seperti Ikan Di Air Bening Yang Tenang