Ajari Si Kecil Beradaptasi

By Republika Newsroom
Kamis, 11 Juni 2009 pukul 13:28:00

Ajari Si Kecil BeradaptasiDOK REPUBLIKA

SEKOLAH: Memasuki sekolah baru seringkali menjadi tantangan anak untuk beradaptasi.

JAKARTA-- Berada di lingkungan baru seringkali membuat anak merasa tidak nyaman, terutama jika kemampaun beradaptasi masih minim. Sebagai orangtua, tentu bantuan dan dukungan tanpa pemaksaan sangat dibutuhkan anak dalam mengatasi kesulitan tersebut.

Membantu anak beradaptasi susah susah gampang. Bagi anak yang memiliki rasa percaya diri, tentunya kemampuan beradaptasinya lebih baik dari anak yang pemalu atau penakut. Menurut Psikolog anak, Dra Psi Heryanti Satyadi MSi, anak yang pemalu atau penakut orang tua harus bersabar dan tekun untuk mengajarkan anak beradaptasi.

Jika tidak, bisa bisa anak menjadi trauma dan enggan untuk membaur dengan lingkungan barunya. "Sebaiknya sejak dari awal mengajarkan anak beradaptasi. Biasakan membawa anak ke lingkungan yang lebih luas dari sekedar lingkungan di rumah," ungkap pengasuh I Love My Psycholgist ini.

Sejak usia dua tahun anak sudah dapat diajarkan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang lain yang sering dijumpai selain orang tua, pengasuh, atau anggota rumah lainnya. Heryanti mengatkan anak harus dibiasakan berinteraksi dengan orang-orang yang berada di lingkungannya.

"Menjawab sapaan atau pertanyaan dari orang lain dan menyapa orang yang ada di sekelilingnya bisa menjadi latihan anak untuk beradaptasi,” tutur psikolog yang sedang disibukkan dengan kegiatan kuliah doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Namun yang perlu diperhatikan adalah jangan memaksa anak untuk bersikap terlalu ramah atau akrab dengan orang-orang di lingkungan barunya. Biarkan anak meningkatkan kemampuan beradaptasi sejalan dengan pertumbuhan usianya karena tiap anak memiliki kemampuan yang berbeda untuk dapat menerima lingkungan barunya.

Ketika anak bermain atau berada di lingkungan barunya, orang tua harus mengawasi anak. Apalagi di usai perkembangan otak dan fisik. Namun jangan juga terlalu berlebihan ketika mengawasi anak. Pengawasan yang berlebihan justru dapat menjadi hambatan. Beri jarak antara orang tua dan anak ketika mereka sedang bermain dengan teman teman barunya.

“Anak yang sedang bermain di taman misalnya, bagi orang tua cukup memperhatikan mereka dari pinggir saja. Biarkan mereka bermain dengan temannya, dengan pendekatan mereka sendiri,” ujar Heryanti.

Sekolah baru

Jika anak sudah bisa merasa nyaman di lingkungan tempat tinggalnya, bagaimana dengan lingkungan sekolah yang baru? Agar anak lebih mudah menerima lingkungan sekolah barunya sebaiknya anak dilibatkan dalam memilih sekolah. Orang tua bisa menentukan beberepa pilihan sekolah yang baik, baru kemudian biarkan anak yang memutuskan akan bersekolah dimana.

Hari pertama masuk sekolah merupakan saat-saat yang cukup berat bagi anak. Untuk itu mintalah anak datang lebih awal di sekolah. Pendampingan orang tua saat pertama kali berkenalan dengan lingkungan dan orang-orang di sekolah yang baru sangat diperlukan. Jika anak sudah merasa kerasan biarkan anak berinteraksi dengan teman temannya.

Orangtua juga sebaiknya membahas apa yang dirasakan anak tentang pengalaman baru yang akan dilaluinya di sekolah baru. Jika anak melontarkan keluhan, dengarkanlah dengan sabar. Orang tua dapat menenangkan perasaannya dengan memberikan perhatian penuh dan mendengarkan apa yang ia ungkapkan.

Kemudian dapat memberikan penguatan dan meyakinkan anak bahwa semua yang dirasakannya adalah wajar. Orang tua bisa mengatakan, akan ada di sisinya ketika ia membutuhkan orang tuanya sekalipun bukan dengan cara duduk di sebelahnya di dalam kelas. Ajaklah anak berdoa kepada Tuhan agar ia memiliki keberanian. (cr1/rin)

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh dan Kedewasaan Kita

Update from empowr

Jadilah Seperti Ikan Di Air Bening Yang Tenang