Menghadapi Anak Usia 3 Tahun yang Sulit Diatur

Menghadapi Anak Usia 3 Tahun yang Sulit Diatur

24/08/2004 12:47 WIB
Assalamu'alaikum wr. wb.

Ba'da tahmid dan sholawat atas Nabi SAW. Begini Bu, anak saya umur 3 tahun, sekarang ini agak susah sekali diatur. Maksudnya setiap dia punya keinginan apakah mainan atau makanan, maka harus segera dipenuhi saat itu juga, tidak bisa menerima kata tunggu dulu. Kalau tidak segera dipenuhi, dia akan berteriak-teriak dan lain-lain (ngamuk). Susahnya kalau kita sedang ada keperluan penting yang lain atau sedang ada tamu, jadi bisa bikin malu aja.
Bagaimana cara mengatasinya, Bu? Apakah anak umur 3 tahun memang suka begitu? Terimakasih atas tanggapan dan jawabannya.

Wassalam,
Andre Visko


Jawaban:

Assalamua'alaikum wr. wb.

Ibu yang sholehah,

Saya bisa memahami kerepotan ibu untuk memiliki anak yang berusia 3 tahun. Sifatnya yang kadang sulit diatur tentu sering membuat ibu menjadi kesal. Apalagi jika tantrum-nya (ngamuk) keluar ketika keinginannya tidak segera dituruti dan tentu ibu merasa malu pada lingkungan saat itu.

Sebenarnya ini reaksi yang biasa dialami oleh sebagian besar ibu-ibu. Sehingga untuk meredakan tantrumnya itu maka segera menuruti saja apa yang diinginkan anak tersebut. Sebenarnya ini reaksi yang salah, yaitu kala anak ngamuk kemudian kitapun mengikuti keinginannya, karena hal itu akan terus berulang dan pada akhirnya menjadi kebiasaannya. Anak jadi belajar bahwa untuk dapat memperoleh apa yang dia inginkan adalah dengan cara mengamuk.

Anak-anak kecil memiliki emosi dan keinginan yang kuat, dan mereka tidak bisa mencegah jika merasakan atau menghendaki sesuatu. Ini merupakan proses wajar dari perkembangannya. Emosi yang kuat memang mencapai puncaknya pada usia antara 2-4 tahun, sebagaimana usia anak ibu sekarang. Dan karena perkembangan dari ketrampilan motorik dan kemampuan berbahasanya maka reaksi marahnya sering diungkapkan dalam bentuk mengamuk seperti berteriak, memaki, membanting barang atau berguling-guling di lantai.

Walaupun perilaku tantrum (mengamuk) merupakan reaksi wajar yang terjadi pada anak di tahap perkembangannya perlu juga ibu waspadai. Karena perilaku orang tua sehari-hari dalam mengelola frustasi juga menjadi contoh konkret bagi anak untuk ditiru. Di samping itu, anda juga perlu memastikan agar si kecil cukup makan dan beristirahat, karena dalam keadaan lelah, lapar atau sakit, anak akan lebih mudah marah. Selain itu juga karena kesulitan dalam berkomunikasi. Ini berhubungan dengan keterbatasan anak dalam menyampaikan apa yang dirasakannya. akibatnya ekspresi fisiklah yang diperlihatkan. Oleh karena itu anda perlu berkomunikasi lebih intensif dengannya untuk bisa memahami perasaannya atau penyebab amukannya, mungkin saja lebih dari sekedar rasa frustasi dari tidak terpenuhinya keinginan.

Sebagai orang tua, Anda sebenarnya berhak mengatakan tidak. Akan tetapi, anda tidak pernah berhak mengatakan kata "tidak" Anda tidak akan menyakiti perasaan anak anda. Jika kekecewaannya begitu besar dan dia perlu waktu untuk menangis, anda harus memberinya waktu untuk menyelesaikan tangisannya.
Mengapa penting untuk tidak selalu mengatakan "ya" pada anak, karena anak sejak dini juga perlu diajarkan kemampuan menunda kepuasan/keinginan. Ini merupakan ketrampilan hidup yang sangat berpengaruh kepada kehidupan anak ketika dewasa.

Lantas bagaimana cara menangani anak ketika tantrumnya keluar. Peluklah dia dan jangan memarahinya. Jika dia tak mau dipeluk dan tak bisa menguasai dirinya maka pindahkan ketempat yang aman, pastikan tidak ada sesuatu di sekitar yang dapat melukainya. Beri waktu anak anda untuk meluapkan emosinya serta meredakannya sendiri. Setelah agak tenang anda dapat kembali menemui dan memeluknya, lakukan dengan lembut dan tak perlu menasehati atau memarahi. Kemudian bermain dan berlakulah dengan wajar. Andapun bisa saja memberi penjelasan bahwa anda tidak memberi bukan karena tidak sayang hanya waktunya tidak tepat atau itu tidak baik untuknya. dalam keadaan tenang anak anda lebih dapat menerima penjelasan anda.

Alhamdulillah tahun-tahun pra-sekolah adalah periode pertumbuhan pesat dalam kemampuan berbicara dan berbahasa. Ajarlah anak untuk mengungkapkan keinginannya dengan cara berbicara, jika ia mengalami kesulitan maka anda harus membantunya. Sedikit demi sedikit, anda dapat memberi anak anda kata-kata yang dibutuhkannya untuk mengenali dan memahami, dan mengekspresikan emosinya yang kuat. Semakin banyak anak anda belajar mengungkapkan apa yang dipikirkannya, semakin berkurang kebutuhannya untuk bertingkah.

Memang walaupun anda sudah berusaha mengajarkan pada anak anda untuk mengungkapkan secara baik keinginannya, bukan berarti dia takkan lagi mengulangi perilaku tantrumnya. Kesulitan anak untuk mengendalikan emosi merupakan penyebab utamanya. Namun itu juga bukan alasan anda untuk menyerah pada keinginannya. Jika anda menyerah itu mengajarkan kepada anak cara memanipulasi lingkungan dengan cara yang salah.
Wallahu'alambishawab

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Rr. Anita W.

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh dan Kedewasaan Kita

Update from empowr

Jadilah Seperti Ikan Di Air Bening Yang Tenang