Rahazia Reseki :)

Rezeki sudah tertulis di lauhul mahfuz, jauh sebelum alam ini diciptakan.
{Dalil? Quran & Hadist}

Apa yang membedakan antara Bill Gates yang penghasilannya 1 juta dolar per hari,
dengan seorang ustadz di kampung yang hidup dari berdagang baju muslim?
Apakah karena Bill Gates lebih pintar? klo lebih pintar, mengapa Prof. Hawking tidak lebih kaya dari Bill Gates?
...
pertanyaan ini bisa diteruskan dgn parameter2 'dunia' yg lain.

Tapi jawaban sebenarnya adalah bahwa rezekinya memang sudah tertulis demikian oleh Allah. Bukan karena kepintarannya, bukan karena keahliannya, bukan karena kekuasaannya, dll.

Setiap orang akan menerima rezekinya secara penuh sblm ia menemui ajalnya (Dalil dlm Hadist)

Jadi buat apa kita berusaha? karena takdir itu tetap sesuai dengan hukum sebab akibat yang diciptakan oleh Allah. Karena Allah Maha Adil.

Hanya masalahnya, manusia tidak akan pernah tau rezekinya sebelum itu terjadi.
Artinya: Ia tidak akan tau bahwa rezekinya dapat 1 milyar, sebelum ia berusaha dan bekerja untuk mendapatkan 1 milyar itu.

Tapi, masalah kita yang 'sebenarnya' bukanlah disitu, teman. Bukan dari cara kita mengejar rezeki ataupun dari kepantasan kita mendapat rezeki itu 'saja', tapi dari cara kita mensyukuri rezeki itu. Kita sebetulnya cukup menjalani apa yang ada di hadapan kita dengan maksimal, ikhtiar sepenuhnya, krn yakin Allah akan menuntun manusia kepada rezeki yg dijatahkan untuknya. Kemudian menjalani sisanya dengan mensyukuri nikmat yg sudah ada, yang jauh lebih banyak diberikan oleh Allah.

Jika kamu bersyukur, mk Aku akan menambahnya. (Dalil Quran)

Anehnya, Kita justru lebih peduli (concern) pada rezeki kita-yg belum pasti-, dibanding mensyukuri rezeki yg sudah ada.

Cara bersyukur:
* Mengakui ni'mat yg telah diberikan dan menyebut2nya (shg menambah iman).
* Menggunakannya untuk "Ibadah", atau sebagai sarana ibadah.
* Memanfatkannya untuk membantu orang lain
That's it!

Nikmat sepasang mata saja tidak akan sebanding dengan sholat 5 waktu yang selama ini kita kerjakan. Bukti sederhana: Kalau anak kita yg berumur 10 tahun sakit, kita mampu untuk berdoa berkali2 sepanjang hari dan berzikir berulang2 sepanjang waktu menyebut nama Allah. Ya Allah..Ya Allah..Astaghfirullah...La Ilaaha Illallah...dsb.
Kita tidak peduli berapa banyak sudah kita berdoa, bersujud, berzikir, bermunajat meminta pertolongannya tanpa peduli siang ataupun malam, hanya untuk kesembuhan buah hati kita.
Pertanyaannya: Kemana saja kita selama ini? selama 10 tahun ngapain aja?
Kita rela menghabiskan seluruh waktu menyebut nama Allah, hanya ketika kita mendapatkan cobaan. Selain itu, apa yg kita lakukan? Itukah cara bersyukur yang baik?

Ketika satu nikmat kecil saja -misalkan mata yg sakit- dicabut oleh Allah, kita sanggup melakukan apa saja dan sanggup beribadah lebih banyak dari biasanya, demi kembalinya nikmat tersebut. Itu sudah menunjukkan, bahwa ibadah kita selama ini tidak ada apa2nya dibandingkan nikmat sepasang mata. Dan itu baru satu contoh.

Bagaimana dengan nikmat yang lain? bagaimana dengan anggota tubuh yang lain, sel-sel yang terkecil? Dan jutaan, milyaran nikmat yang lainnya yang tak terhitung?

"Maka apabila kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tdk akan dpt menghitungnya" (Dalil Quran)

Fa'tabiruu yaa ulil abshoor!!!

Dedicated to:
*Allah SWT, Alhamdulillah atas hidayah pemahaman ini, ya Robb
*Muhammad SAW, Allahumma sholli wa sallim 'alaa Muhammad!!
*diilhami dari ceramah Ust. Yahya Ibrahim, Toronto, Kanada

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh dan Kedewasaan Kita

Update from empowr

Jadilah Seperti Ikan Di Air Bening Yang Tenang