Berteriak Bikin Anak Jadi Pembangkang

Berteriak Bikin Anak Jadi Pembangkang

Jakarta: Seringkali kita jadi lupa diri ketika berhadapan dengan anak-anak. Pada dasarnya kita menyadari sepenuhnya bahwa mereka adalah sosok yang masih sangat muda
dan butuh pembinaan dan pembelajaran. Banyak hal yang mereka memang belum paham betul, sehingga seringkali terjadi kesalahan yang membuat kita jengkel.

Kejengkelan tersebut terkadang membuat kita berapi-api dan tak dapat menahan emosi. Pada akhirnya Anda kerap meneriaki anak Anda ketika mereka tiba-tiba menangis, tidak mau makan, atau tak sengaja menjatuhkan barang kesayangan Anda. Suara Anda bertahap semakin tinggi ditambah rajukan anak Anda yang secara otomatis menekan gas emosi dalam otak Anda.

Jika diingat lagi, tidak seharusnya kita berteriak dan bertindak seekstrim itu. Ada hal-hal bijak yang dapat dilakukan tanpa harus berteriak dan membuat anak mengerti hal mana yang baik dan yang kurang baik. Kita harus sepenuhnya menyadari bahwa teriakan pada anak memiliki potensi yang sangat besar untuk memicu hal yang lebih buruk terjadi. Mengapa kita harus berhenti berteriak pada anak-anak kita?

1. Teriakan Anda membuat anak jadi rendah diri
Banyak orang tua kebingungan sendiri ketika melihat anaknya yang pendiam dan tak mau bermain dengan teman sebayanya. Kesalahan bukan pada si anak, dan sebenarnya tak ada anak yang murni bersifat pendiam. Kitalah para orang tua yang membentuk watak pendiam mereka. Karena apa? karena semua teriakan yang kita lontarkan setiap hari kepada mereka. Parahnya teriakan kita ini dapat menekan rasa percaya diri mereka, menyebabkan kebodohan, anak jadi rendah diri, tertutup atau secara esktrim mereka nakal luar biasa.

2. Teriakan Anda membuat Anak semakin bandel
Melanjutkan dari poin pertama tadi yang mengatakan bahwa mereka bisa jadi diam atau malah nakal luar biasa, memang begitulah kenyataannya. Anak adalah pengamat yang cerdas dan teliti. Mereka merekam hampir semua kejadian yang Ada. Saat mereka melakukan kenakalan dan Anda hanya mencoba mengingatkan mereka dengan berteriak, masalah tidak akan selesai, dan mereka tak kan pernah bisa belajar dari hal itu. Lama kelamaan mereka akan menyepelekan teriakan Anda, dan akhirnya mereka berpikir bahwa "mama hanya bisa berteriak saja, jadi tak apa jika aku nakal, paling-paling mama akan berteriak lagi." Wah gawat bukan jika ini yang tercetus di dalam pikiran mereka. Anak Anda takkan jadi baik, malah mereka semakin nakal.

3. Anak-anak belajar untuk membalas teriakan Anda
Orang tua adalah pengajar pertama dan utama dari anak. Mereka belajar semua hal penting di dalam kehidupan melalui kehidupan keluarga. Untuk itu Anda harus lebih berhati-hati dalam bertindak. Segala sesuatu sikap kita adalah teladan bagi mereka. Jadi jika kita berteriak ketika mereka nakal, maka mereka akan membalas teriakan Anda juga.

4. Anak-anak belajar menjadi pembangkang
Dengan adanya teriakan Anda ketika mereka bandel, bukannya jera dan perubahan sikap yang mereka tunjukkan. Anak-anak malah akan menjadi pembangkang. Bagi mereka teriakan Anda menunjukkan kemenangan di sisi mereka. Mereka akan semakin puas ketika Anda berteriak lebih keras. Dan ini berarti kekalahan di pihak Anda, karena Anda tak mampu mengatasi tingkah laku anak Anda sendiri.

5. Teriakan adalah hal biasa
Semakin banyak intensitas Anda berteriak, ini akan menjadi kebiasaan bagi anak-anak. Dan mereka tak akan lagi takut dan hormat pada Anda. Bayangkan jika anak Anda tidak patuh pada Anda, bagaimana dengan masa depannya nanti?

Masih berminat berteriak pada anak Anda di rumah? Sebaiknya tidak jika Anda ingin masa depan cerah menaungi anak Anda kelak. Jangan lupa, dahulu Anda juga pernah menjadi anak-anak. Berikan yang terbaik pada mereka.
 



Comments

Popular posts from this blog

Jodoh dan Kedewasaan Kita

Update from empowr

Para Ayah, Di Manakah Kalian?